Posted by : Unknown Wednesday, 4 March 2015



Part 7
Dilema
Hening. Tak ada jawaban. Karna aku tak tahu harus bagaimana. Pipiku memerah dan itu memalukan.
“Hahaahhaha.. Mengapa pipimu merah?” Sindirnya.
“Hmm.. Tidak ada.”
“Kau menganggapnya serius ya? Hahahaha kau ini aku mana mau pacaran sama orang seperti mu.”
“Okcat!” Teriak seorang wanita.
“Ah. Tae-Yeon-A. Yeon baby.” Kata si taec.
Apa? Yeon baby? Itu menjijikkan. Taec-yeon dan Tae-Yeon. Itu sudah cukup membuat aku tak layak berdiri disini. Tiba-tiba saja air mataku ingin tumpah keluar. Hatiku rasanya seperti tertusuk. Kulihat sinis ke arah Taec-Yeon. Dengan air mata sudah di pelupuk mata. Karna aku takut aku ketahuan menangis lebih baik aku pergi dari tempat ini.
“Yoon-A-ya!” teriaknya sambil kelihatan cemas.
Aku tak menghiraukannya. Aku langsung saja pergi berlari sambil menghapus air mata yang sudah tumpah keluar. Tanpa kutahu ku terus berlari dan tanpa sepengetahuan ku aku sudah sampai di taman bermain di dekat rumahku.
Aku duduk di tempat jajaran bunga disana sambil menundukkan kepalaku dan menghapus air mataku. “Hiks..hiks” tangisku tanpa alasan.
Tiba tiba sebuah tangan yang memegang es krim menghampiri wajahku. Kulihat ke atas dan itu adalah Chan-Sung.
“Sudahlah jangan menangis. Kau kelihatan jelek kalau sedang menangis. Makanlah ini agar sedihmu hilang.” Hiburnya.
Aku tersenyum sambil menghapus air mataku dan mengambil es krim itu.
“Maafkan Hyung-ku ya.”
“Memangnya kau tau kalau aku menangis karna apa?”
“Aku tak tau pasti. Tapi aku yakin itu karna Hyungku karna aku tadi lihat kau menangis sambil berlari setelah bertemu Hyungku dan seorang wanita.”
“Kau melihatnya?”
“Ya. Kau cemburu ya padanya?”
“Ah, anio. Aku hanya kesal padanya karna dia mempermainkan aku.”
“Hahaha.. Hyungku memang begitu. Maafkan dia ya?”
“Kau tak perlu minta maaf untuk orang seperti itu.”
“Terserahmu sajalah”
Akhirnya kami berbincang bincang dan tanpa terasa 2 jam sudah berlalu. Mataharipun tampaknya akan tenggelam.
“Yoon-A-ya. Kita pulang yuk sudah mau malam.”
“Ah ne. Pasti Aboji akan marah padaku. Eotteke?”
“Sudahlah tenang saja aku yang akan bertanggung jawab.”
“Baiklah.”
Kamipun pulang. Tiba-tiba saja dia merangkulku. Jantungku berdegup kencang. “Baiklah wanita cantik kau tak boleh menangis lagi ketika disampingku.”
Aku hanya terdiam tak mampu mengucap sepatah katapun. Aku biarkan saja dia tetap merangkulku karna aku merasa nyaman ketika bersamanya. Sesampainya didepan pagar rumahku dia melepaskan rangkulan tangannya.
“Nah, aku pulang dulu ya.”
“Ne. Chan-Sung-a”
“Ah ye. Geunde, apakah kau dapat memanggilku dengan sebutan “oppa” saja?”
Apa? Oppa? Apakah harus? Mengapa aku sedikit canggung memanggilnya oppa? “ Ah ne chan.. Mian.. Maksudku ne oppa.”
“Hahaha kau lucu saat memanggiku oppa. Tapi sudahlah. Kau masuklah Aboji mungkin sudah cemas. Aku pulang juga ya.”
“Ne op..pa”
Kulangkahkan kakiku satu langkah dari pintu pagar. Ah ne. Aku lupa menghidupkan hp ku. Ku ambil hp yang memiliki gambar apel kecil di belakangnya. Dan kuhidupkan, Aku terkejut. 20 panggilan masuk dan 10 sms dan ku buka salah satunya.
유나야, 내가 쿤니 임니다
(yoonaya, nega khunnie imnida/ yoona, ini aku Khunnie)
Apa? Khunnie? Kubuka sms selanjutnya
Mengapa kau tak membalas smsku bahkan tak mengangkat telepon mu? Apa ada masalah?
Baru saja aku akan mengetik “Mianne” tiba tiba sebuah pesan suara masuk.
Yoon-A-ya kamu kenapa? Mengapa tidak mengangkat teleponmu? Apakah ada masalah. Ketika kamu mendengar pesan ini aku yakin pasti kamu sedang baik baik saja. Yoon-A-ya.....
Tiba tiba pesan itu berhenti sejenak.
Saranghaeyo
Aku terkejut hampiir setengah mati. Mengapa dia tiba tiba mengatakan mencintaiku? Kan kami baru kenal satu hari bahkan belum genap satu hari. Mengapa mesti kedua orang itu yang membuat aku merasa nyaman. Mengapa?
To Be Continue...

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Annyeonghaseyo - Hatsune Miku - Powered by Blogger

\