Wednesday, 21 January 2015
Maaf Kalau Covernya Jelek ^^ Belum Mahir
Part1
Neo! Nuguya?1
“Hoam”
Ucapanku di pagi hari yang cerah. Aku membuka jendela sekaligus pintu menuju
beranda kamarku dan “Arrgh” betapa menyilaukannya
matahari ini. Aku berjalan selangkah demi selangkah menuju beranda ku dan
berdiri dengan malas sambil mernggangkan badanku.
“Hahahahaha,
Benar juga itu.” Terdengar olehku suara tertawa yang sudah tak asing lagi di
telinga ku. Aboji2. Tapi, darimana suara itu berasal? Aku mencari
tau asal suara itu. Kulirik kearah taman rumahku tak ada aboji diasana. Ku
lirik lagi kearah depan rumah tetanggaku.
“Aha!, itu Aboji! Tapi
mengapa Aboji ada disana? Bukankah rumah itu kosong? Lalu siapa 3 orang itu?”
Batinku sambil melihat Aboji dan ketiga orang di hadapnnya.
Aku penasaran dan
langsung berlari turun menuju keberadaan Aboji sekarang. Hanya dalam 50 detik
aku sudah sampai disana. Dan aku merasa mereka sedang memperhatikanku.
“Ya. Yoon-A-ya.
Yeogiyo3.” Panggil Aboji.
“Ne4,
Aboji.” Kataku lalu tanpa ada perlawanan sedikit pun.
“Gaja5.
Perkenalkan dirimu!” Perintah Aboji.
“Aboji. Mereka itu
siapa?” Bisikku kepada Aboji.
Aku mencoba mengingat
– ingat wajah Soo-Mi Ajumma yang merupakan mantan tetangga kami yang dulu.
“Oh. Geudae7 Aboji.
Choneun Im-Yoon-A Imnida8. Annyeonghaseyo9.” Kataku
sambil merunduk tanda kesopan santunan ku.
“Oh. Ne. Aigoo10.
Ippoga11.” Kata seorang Ajumma.
Aku hanya bisa
tersenyum kecil sambil menyembunyikan rasa kebingungan.
“Hahaha. Kamu tampak
bingung. Ini Young-Soo Ahjussi12.” Kata Aboji samil menunjuk seorang
Ahjussi yang berkacamata dan menggunakan kemeja kotak kotak berwarna abu-abu.
“Dan yang ini Hyoo-Mi Ajumma.” Sambil menunjuk seorang ajumma yang memakai
Dress yang tak sesuai usianya namun tampak sesuai dengan wajahnya.
“Eh, Taec-Yeon Apakah
kamu tak ingin memperkenalkan diri?” Tanya Young-Soo Ahjussi pada seorang
pemuda.
“Ah, Ne Appa12.”
Jawabnya patuh “Choneun Ok-Taec-Yeon Imnida” Katanya sambil merundukkan badan.
Aku meliriknya.
Awalnya aku mengaguminya. Posturnya yang tinggi, Hidungnya yang mancung, dan
matanya. Oh, Astaga. Matanya. Tiba-tiba saja ia memandang sinis terhadapku.
Mengapa dia begitu? Apakah ini pertanda awal peperangan?
“Baiklah. Kau yang
memulainya” batinku. “Dan aku ingin tau, Ok-Taec-Yeon, Neo! Nuguya!?” batinku
sambil membalas pandangan sinis matanya.
To Be Continue...
Keterangan:
Keterangan:
